Korban meninggal akibat cuaca dingin ekstrim di belahan benua Eropa baru-baru ini meningkat tajam hingga 200 orang. Menurut pemberitaan BBC, Minggu (5/2/2012), Korban terbanyak kembali berasal dari Ukraina. Mereka meregang nyawa diterpa suhu dingin yang mencapai -38 drajat Celsius di kawasan itu.
Pemerintah Ukraina, mengungkapkan sedikitnya 122 orang warganya meninggal dunia delapan hari terakhir, dimana sebagian besarnya merupakan tuna wisma, yaitu 78 orang.
Cuaca dingin juga mengakibatkan sebanyak 1.600 harus dirawat di rumah sakit karena menderita hiportermia dan gangguan cuaca dingin lain. Pemerintah mendirikan penampungan sementara untuk para tunawisma dan menutup sekolah serta jalur bus di tengah cuaca yang mencapai -16 drajat Celsius.
Cuaca dingin ekstrim juga menerpa negara-negara lainnya di Eropa. Di Bosnia, akibat hujan salju yang terus menerus turun dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan sebuah kendaraan yang mengangkut 30 orang, terperangkap salju setinggi satu meter di selatan Sarajevo.
"Sulit digambarkan. Tidak pernah rasanya ada salju seperti ini dalam 30 tahun terakhir," kata penduduk Sarajevo Mirsada Mitrovic, seperti dikutip dari BBC, Minggu.
Sementara itu di Kota Oberstdof, Jerman cuaca dingin ekstrim tercatat mencapai temperatur -27 drajat Celsius. Cuaca membeku juga terjadi di Eropa bagian selatan, termasuk Roma. Dikabarkan kanal-kanal di Venesia juga mulai membeku.
Pemerintah kota Roma telah mengeluarkan larangan bagi para turis memasuki kawasan wisata di seputar jalur salju turun, seperti di sekitar Colosseum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar