rohmad.net |
Posted: 03 Dec 2012 11:31 AM PST Apa yang kita rasakan ketika gagal? Stress, menyesal, putus asa, merasa tidak berguna, dan perasaan-perasaan negatif lainnya? Berapa lama kita merasakan perasaan-perasaan negatif tersebut? Sejam, sehari, sebulan, setahun, berpuluh-puluh tahun, atau bahkan selamanya? Waduh, sengsara sekali ya kalau sampai selamanya Waktu masih SMA dulu saya pernah bercita-cita menjadi tentara. Saking kuatnya keinginan itu, sampai-sampai oleh teman-teman saya dibilang sebagai maniak catar (catar: calon taruna AKABRI). Untuk meraih keinginan itu, segalanya saya lakukan. Latihan fisik: push up, pull up, sit up, lari, renang, bahkan sampai-sampai otot perutku jadi six pack sebelum waktunya. Latihan non fisik: belajar bicara tegas dan lancar, hingga tidak malu ngomong sendiri sama tembok Singkat cerita, saya lolos semua tahap seleksi hingga akhirnya ikut seleksi tingkat pusat di Akmil Magelang. Namun, di seleksi akhir ini saya gagal. Yang lebih menyakitkan, saya mendapatkan ranking 1 di antara yang gagal itu, seandainya ranking saya dinaikkan 1 saja, pasti saya lolos. Begitu gagal masuk AKABRI, langit serasa runtuh, bumi serasa hancur, dan hidup seakan berakhir dengan derita. Waktu pun berlalu. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun telah lewat. Beberapa waktu yang lalu aku ketemu teman yang jadi tentara. Dia bercerita kalau hidupnya “nomaden” karena seringnya berpindah tempat tugas, bertugas di suatu tempat/wilayah paling lama hanya dua tahun. Kalau pindahnya ke wilayah pelosok, karena berbagai pertimbangan, anak-istrinya tidak bisa ikut serta. Waduh, bukan gue banget! Ternyata, kehidupan tentara itu tidak sesuai banget dengan selera hidup saya. Sekarang saya mensyukuri banget hidup yang sekarang, untung tidak jadi tentara *** Saya sangat terinspirasi dengan cerita Steve Jobs di Steve Jobs Stanford Commencement Speech 2005. Tiga cerita inspiratif tersebut adalah tentang connecting dots, love and lost, dan death. Yang relevan dengan cerita saya di tulisan ini adalah tentang connecting dots, menghubungkan titik-titik peristiwa. Berikut ini kutipan bebasnya:
Pelajaran yang bisa saya ambil adalah: peristiwa-peristiwa (termasuk kegagalan) di masa lalu adalah bagian penting dari garis kesuksesaan saya saat ini. Jadi, kegagalan itu patut disyukuri. Nah, bila saat ini saya gagal, maka saya meyakini bahwa ini adalah bagian dari garis kesuksesan saya di masa mendatang. Indah sekali bukan? |
You are subscribed to email updates from Oracle Database | rohmad.net To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar